cover
Contact Name
Luqman H
Contact Email
jeps@sebi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jeps@sebi.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Bojongsari, Pondok Rangga, Kec. Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat 16517, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah
ISSN : 23551755     EISSN : 25796437     DOI : https://doi.org/10.46899/jeps.v9i1
Core Subject : Economy, Social,
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah is a scholarly journal published by Islamic Banking Department, School of Islamic Economics STEI SEBI The JEPS journal has been issued since 2013 and it’s have published twice in a year in April and October. The journal has been publishing scholarly papers since 2013. Starting in 2018 onwards, we encourage authors to only submit research papers written in good-read English academic writing. The journal is designed to provide a forum for researchers or academicians and also practitioners who are interested in knowledge and in discussing ideas, issues and challenges in the field of Islamic economic and banking. To solve the problem of the ummah and to provide the solution for the gap between the theories and practices. The scope or coverage of this journal will include but are not limited to Islamic economics, Islamic business, Islamic banking, Islamic capital markets, Islamic wealth management, issues on shariah implementation/practices of Islamic banking, zakat and awqaf, takaful, Islamic corporate finance, shariah-compliant risk management, Islamic derivatives, issues of Shariah Supervisory Boards, Islamic business ethics.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2013): JURNAL EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH" : 5 Documents clear
Menentukan Faktor-Faktor Yang Memiliki Hubungan Minat Mahasiswa STEI SEBI menabung di SEBI Islamic Bank Hendi Mulyana; Mustafa Kamal
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 1, No 1 (2013): JURNAL EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46899/jeps.v1i1.137

Abstract

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI mendirikan sebuah lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan tersebut bernama SEBI ISLAMIC BANK (SIB). SIB berdiri atas dasar pemikiran akan pentingnya suatu lembaga intermediari finansial internal kampus STEI SEBI. Lembaga ini pada awalnya mempunyai maksud mempermudah arus keuangan sekaligus mengembangkan instuisi produktif para pengelola, staff dan mahasiswa STEI SEBI khususnya, serta masyarakat di lingkungan STEI SEBI pada umumnya.Seiring dengan bertambahnya jumlah mahasiswa STEI SEBI tiap tahunnya, tentu menjadi peluang bertambah pula jumlah nasabah SIB. Namun pada kenyataannya mahasiswa yang menabung di SIB masih sedikit.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat mahasiswa STEI SEBI menabung di Sebi Islamic Bank (SIB). Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalu kuesioner dari sebagian mahasiswa angkatan 2008-2011.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan survei. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang disebar kepada sebagian mahasiswa angkatan 2008- 2011 sebagai sampel baik itu program studi Perbankan Syariah maupun Akuntansi Syariah. Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunkan rumus Slovin, yang mana dari hasil rumus Slovin tersebut dapat diketahui jumlah sampel yang ditentukan sebesar 85 responden dari angkatan 2008-2011 yang berjumlah 535 mahasiswa. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode random sampling.  Teknik analisis data menggunakan pengujian melalui Uji Validitas dan Reliabilitas data, Chi-Square, serta analisis CHAID. Abstract Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI has been establishing a shariah financial institutions. The institution namely SEBI ISLAMIC BANK (SIB). SIB has been establishing based on reasoning the urgency of financial intermediary institution internal campus STEI SEBI. Initially the institution had sole to facilitate cash flow both developing productiveness institution manager, staff and students STEI SEBI particularly and society at STEI SEBI generally.Along with increasing the number of students STEI SEBI every year, it would be good opportunity to increase a number of customer SIB. But the fact students who saved at SIB were still slightly.This research had goal to find out the influence students STEI SEBI who saved on Sebi Islamic Bank (SIB). Data sources in this research were primer data that had been obtainable by questioners from part of students 2008-2011.A technique to collect data has been done by survey. Data achieved  by questioners that spread to part of students 2008-2009 as sample both majoring Islamic Banking and Islamic accounting. In order to determine number of samples, writer used Solvin’s formula where the result could be discovered the number of samples as 85 respondents from 2008-2011 which amounts 535 students. Determining of samples had been done by sampling random method. Data analysis technique used examination through validation and reliability data, Chi-Square , and CHAID analysis.Keywords : Islamic Microfinance, CHAID Method
Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah dengan Metode DEA dan Perbandingan dengan Rasio Keuangan (Studi Kasus: PT Bank Muamalat Indonesia dan PT Bank Mega Syariah) Joni Agusah Putra; Muhammad Doddy
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 1, No 1 (2013): JURNAL EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46899/jeps.v1i1.134

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Mega Syariah (BMS). Metode yang digunakan adalah data envelopment analysis (DEA) model constant return to scale (CRS) dan model variabel return to scale (VRS) dengan pendekatan aset dan produksi. Hasil DEA model CRS pendekatan aset dibadingkan dengan rasio ROA sedangkan hasil DEA model VRS pendekatan produksi dibandingkan dengan rasio BOPO.Hasil penelitian ini menunjukkan, pada pendekatan aset BMI cenderung tidak efisien baik dengan model CRS, VRS dan secara skala. Sementara pada pendekatan produksi BMI tidak efisien dengan model CRS tetapi efisien berdasarkan model VRS dan secara skala. Sedangkan BMS cenderung dalam kondisi yang efisien pada pendekatan aset dan produksi baik dengan model CRS, VRSmaupun secara skala selama periode penelitian. Penelitian ini juga menyimpulkan, pengukuran efisiensi dengan DEA menunjukkan hasil yang konsisten dengan rasio keuangan ROA dan BOPO. Sehingga tidak ada perbedaan antara tingkat efisiensi menggunakan metode DEA dengan tingkat efisiensi menggunakan rasio keuangn pada BMI dan BMS selama periode penelitian.Kata Kunci: Efisiensi BUS, DEA, Rasio KeuanganABSTRACTThis research had been done to measure efficiency level Bank Muamalat Indonesia (BMI) and Bank Mega Syariah (BMS). The method tools were analysis envelopment data (DEA) model constant return to scale (CRS) and models variable return to scale (VRS) through asset and production approach. Result DEA model of asset approach CSR was compared to ratio ROA whereas result DEA model of production approach was compared to ratio BOPO. This research indicated that approach asset BMI tended to inefficiency both model CRS, VRS and by scale. Temporary approaching by production BMI in efficiency with model CRS but efficiency based on model VRS and by scale. Whereas BMS tended to be in efficiency to asset and production approach both model CRS, VRS and by scale during period of research. This research was also to conclude measurement efficiency by using DEA showed consistent result with financial ratio ROA and BOPO. So there would not be difference between the level of efficiency by using DEA method with the level of efficiency by using financial ratio at BMI and BMS during period of research.Keywords: BUS Efisiensi, DEA, Financial Ratio
ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PRODUK UNGGULAN DAERAH Studi Kasus OVOP Jambu Biji Merah (Psidium Guajava) Kelompok Tani Audisi Miskin Merdeka Depok Uung Muhammad Syakur; Adril Hakim
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 1, No 1 (2013): JURNAL EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46899/jeps.v1i1.135

Abstract

Keberadaan sumber daya lokal yang melimpah di setiap wilayah di Indonesia belum bisa sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal, sehingga belum ada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Konsep one village one produk (OVOP) atau disebut juga satu desa satu produk (SDSP) hadir untuk berusaha memanfaatkan sumber daya lokal menjadi sebuah produk yang unik dan bernilai bisnis yang tinggi melalui perpaduan potensi budaya dan kearifan lokal, dengan segala kreatifitas untuk mencapai kemandirian bersama.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan sebuah jawaban tentang sebuah konsep keberlanjutan program dan kemandirian kelompok dalam pengembangan produk unggulan jambu biji merah program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui konsep OVOP, dan model pembiayaan usaha pengolahan jambu biji merah dengan bank syariah.Dari hasil penelitian, konsep keberlanjutan program pengembangan produk buah jambu biji merah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga menjadi sebuah kelompok usaha yang mandiri, dilakukan melalui dibentuknya kelembagaan lokal berbentuk Koperasi Produksi memiliki peran dalam mewujudkan keberlangsungan program/ bisnis dan menumbuhkan kemandirian kelompok bisnis, yaitu mengelola kegiatan operasional produksi, mengelola keuangan dalam memenuhi kebutuhan konsumtif anggota kelompok, dan mengelola keuangan bisnis dengan mengakses modal ke lembaga keuangan syariah melalui pembiayaan mudharabah.Abstract: The research had been done with aim to find out the respond about a concept of sustainability program and independence group in developing seed product guava in society economic empowerment through OVOP conceptual, and model of financial business management guava with Islamic bankingFrom this research, the concept of sustainability product development program guava in empowerment economic society become an independence business group, conducted through be formed a local institutions like production cooperation which have role to realize program/business sustainability and grow business group independence, that are to manage production operational activity, manage financial in order to fulfill consumptive need group members , and manage business financial by accessing fund to shariah financial institution through mudharabah finacing.Keywords : Increas in value added), one village one product (OVOP), the model of financing for agroindustri Psidium Guajava
Peranan Pemerintah Dalam Mendorong Pertumbuhan Bank Syariah Ishak Trianda
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 1, No 1 (2013): JURNAL EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46899/jeps.v1i1.138

Abstract

Pemerintah Indonesia sebagai motor penggerak pembangunan nasional. Sudah saatnya melakukan planning ke depan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat sentral ekonomi syariah dunia. Untuk itu perlu akselerasi daya saing industri ekonomi syariah nasional. Diawali dengan menyiapkan anggaran yang significan untuk sosialisasi terhadap perangkat-perangkat pendukung yang membuat bangkit dan berkembangnya ekonomi syariah tersebut khususnya perbankan syariah. Diantaranya menyiapkan sumber daya manusia yang handal diperkirakan kedepan membutuhkan 200 ribu tenaga kerja baru untuk keuangan dan perbankan syariah, menyiapkan angggaran sosialisasi terhadap sekitar 85 % penduduk Indonesia yang beragama Islam ( 240 juta jiwa) calon pengguna dan pemanfaat industri keuangan perbankan syariah tanah air. Termasuk keseluruh pesantren di 33 propinsi Indonesia ( 25 ribu pesanteren), pada 3,7 juta santri dan sejumlah kelompok usaha mikro syariah dan BMT. Diharapkan nantinya menjadi penopang pembangunan nasional agar mampu membangun pondasi ekonomi yang kuat, regulasi, persaingan industri yang sehat, pelaku industri modern, teknologi tepat guna sehingga menopang efisiensi industri. Sehingga pada saatnya menjadikan Indonesia sebagai motor penggerak ekonomi syariah dunia melampaui Arab Saudi, Iran dan Malaysia. Sangat memungkinkan, karena saat ini juga perkembangan ekonomi syariah Indonesia terus tumbuh mencapai 40 % setiap tahun dibandingkan pertumbuhan ekonomi konvensional hanya 19 %. Bahkan saat ini Indonesiapun dapat disebut negara dengan industri keuangan syariah terbesar di dunia karena memiliki lebih 20 ribu buah koperasi syariah dan Balai Mandiri Syariah Terpadu.Kata kunci : Sentral Ekonomi Syariah, Akselerasi, SosialisasiAbstractIndonesian government as a driving force of national development. It is time to do the planning ahead to make Indonesia as the central hub of Islamic finance world. It is necessary to accelerate the competitiveness of the national industry of Islamic finance. Begins with setting up a budget that significan to disseminate the devices that make up and support the development of Islamic economics is particularly Islamic banking. Among prepare qualified human resources estimated future need 200 thousand new workers for the Islamic banking and finance, preparing budget socialization of around 85% of Indonesia's population is Muslim (240 million) of potential users and beneficiaries of Islamic Banking industry country. Including schools in 33 provinces throughout Indonesia (25 thousand pesanteren), at 3.7 million students and a number of Islamic micro business group and BMT. Expected later became the backbone of national development in order to be able to build a strong economic foundation, regulatory, industry competition is healthy, modern industry, appropriate technologies that support the efficiency of the industry. So that in time to make Indonesia as the Islamic world's economic powerhouse surpassed Saudi Arabia, Iran and Malaysia. It is possible, because today the development of Islamic finance Indonesia continues to grow at 40% per year compared to conventional economic growth is only 19%. Even today Indonesia to be called the country with the largest Islamic finance industry in the world because it has more than 20 thousand pieces and cooperative Islamic Syariah Mandiri Integrated Hall.Key words : Shari’a Economics Center, Accelerate, Sosialization
Peranan LEmbaga Keuangan Mikro Syariah Dalam Mendorong USaha Kaum Perempuan Rianti Pratiwi
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 1, No 1 (2013): JURNAL EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAH
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46899/jeps.v1i1.139

Abstract

Program pembiayaan mikro yang ditujukan untuk kaum perempuan, ataupun program pembiayaan mikro secara umum, yang diharapkan dunia menjadi kunci pengentasan kemiskinan, sesungguhnya masih menyimpan masalah. Namun demikian nyatanya, tidak dipungkiri sebagian besar usaha yang dikelola oleh kaum perempuan, dimana mayoritas berskala mikro, masih menjadikan faktor finansial atau modal usaha menjadi kendala utama. Dalam hal ini kehadiran Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) sangat diperlukan, mengingat LKMS setidaknya memiliki keunggulan antara lain, tidak menerapkan sistem ribawi -yakni faktor utama atas kegagalan suatu sistem keuangan termasuk microfinance-, bersifat sosial bisnis, dapat menciptakan produk keuangan yang inovatif untuk keperluan usaha kaum perempuan dan juga faktor kedekatan wilayah LKMS dengan para nasabahnya. Dalam kajian ini juga disimpulkan bahwa LKMS harus dapat berperan sebagai pusat pembelajaran bagi nasabahnya, yakni dengan memberikan pendampingan, baik dalam hal administrasi keuangan usaha, maupun mensosialisasikan pemahaman tentang ekonomi Islam. Hal-hal tersebut merupakan kesatuan perangkat agar tujuan dari adanya pembiayaan mikro yang ditujukan kepada kaum perempuan tidak menyimpang, yaitu mewujudkan kemaslahatan.Kata kunci: Pembiayaan mikro, Usaha mikro, Perempuan, Peran LKMS, Kemaslahatan.AbstractMicrofinance programs aimed for women, or microfinance program in general, which is expected to be a key for the world poverty, actually still have problems. However, in reality, there is no doubt that most of the businesses run by women, which the majority are micro-scale, still make financial factors or venture capital is the main constraint. In this case the presence of Islamic Microfinance Institutions (LKMS) is necessary, given that LKMS at least have some advantages, among others financial institution such, do not apply the usury/interest system (which is the main factor for the failure of the financial system, including microfinance), has a social business characteristic, can create innovative financial products to women business purposes and also its proximity to the region LKMS customers. In this study also concluded that LKMS should be able to act as a center of learning for its customers, by providing assistance, both in terms of financial administration efforts, and disseminate an understanding of Islamic economics. Those things are a unity of devices, so that the purpose of the microfinancing aimed for women are not deviated, namely to realize the mashlahah.Keywords: Microfinance, Micro Business, Women, LKMS Role, Mashlahah.

Page 1 of 1 | Total Record : 5